Bukalapak Masuk Pasar Saham
Bukalapak merupakan satu-satunya e-commerce berstatus unicorn yang telah melantai di bursa saham. Tidak menutup kemungkinan, akan ada e-commerce lain yang akan menyusul. Persaingan pun akan menjadi menarik ketika beberapa startup e-commerce turut serta membuka diri di pasar saham.
Teddy Oetomo, President Bukalapak mengaku tak khawatir terhadap persaingan antar e-commerce yang akan melantai di bursa. Justru, sebagai unicorn pertama yang masuk listing di bursa saham, Bukalapak ingin menjadi pemicu bagi startup lain untuk bisa melakukan hal yang serupa.
"Bukalapak itu unicorn pertama yang melantai di bursa. Banyak yang menayakan kepada saya, kok mau duluan? Sebetulnya kami jalankan ini agar yang lain bisa mengikuti. Terus terang, kami ingin tech startup lain juga bisa ikut melantai bareng di IDX, supaya capital market di Indonesia bisa maju," kata dia.
Dilanjutkan Teddy, dengan makin banyaknya startup-startup yang masuk bursa saham, maka akan tercipta market cap yang tinggi. Pasalnya, rasio market cap saat ini masih rendah dibandingkan dengan negara lain.
"Terutama karena tech startup belum melantai di bursa saham. Jadi kami ikut senang jika ada tech startup lain yang masuk bursa saham. Kami pun gak pernah merasa perusahaan yang paling canggih ya. Saya yakin tech startup lain juga bisa," ungkap dia saat diskusi bersama awak media secara virtual.
Sebelumnya, pada Agustus lalu emiten yang berkode BUKA ini resmi melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Sesuai dengan ketentuan dalam penawaran umum perdana saham, Bukalapak menawarkan 25.765.504.800 lembar saham dengan harga penawaran sebesar Rp850 setiap sahamnya.
Dana yang berhasil dihimpun dari IPO ini, sekitar Rp21,9 triliun, akan digunakan untuk modal kerja Bukalapak dan anak-anak usahanya guna melakukan investasi di beragam produk dan layanan untuk meningkatkan kinerja, profitabilitas, serta keberlangsungan.
Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi menyambut baik Bukalapak ke dalam daftar ternama perusahaan publik di BEI. Momen ini merupakan sebuah tonggak sejarah dan era baru bagi BEI, di mana untuk pertama kalinya sebuah perusahaan startup teknologi unicorn secara resmi mencatatkan sahamnya di BEI.
"Selain itu, dengan jumlah dana yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp21,9 triliun, menjadikan IPO Bukalapak sebagai yang terbesar dalam sejarah bursa saham di Indonesia. Kami berharap langkah Bukalapak ini akan diikuti oleh perusahaan-perusahaan teknologi lain guna semakin meningkatkan kapitalisasi pasar modal Indonesia," tandasnya.